Nederlans Indische Spoorweg Maatschappij

  Karania Salma Intan Candradewi | Rabu, 15 April 2020

 

cr to Karania Salma
cr to Karania Salma

Siapa yang tak mengenal bangunan di atas? Tentu saja teman-teman sudah tidak asing dengan bangunan tua tersebut, kan? Ya. Lawang Sewu. Sebuah bangunan gaya Belanda banget yang didirikan pada saat masa penjajahan. Sekilas tentang lokasinya, Lawang Sewu terletak di tengah Kota Semarang, tepatnya di Jalan Pemuda. Untuk bisa sampai kesana, teman-teman akan melewati semacam bundaran yang di dalamnya ada Jalan Jendral Sudirman, Jalan Pandanaran, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Dari arah manapun yang teman-teman lalui, sudah pasti akan menemukan bangunan besar ini, bertengger dengan cantiknya di tengah kota.

cr to Karania Salma
cr to Karania Salma

Saya berkesempatan ke Gedung “Seribu Pintu” ini saat liburan awal tahun 2020 yang lalu, tepatnya pada pertengahan Januari. Bermodalkan sedikit kenekatan dengan tiga teman saya dari Yogyakarta kami berangkat dengan menggunakan kereta api dan selama di Semarang kami menyewa motor untuk bisa jalan-jalan. Tidak apa-apa kan, sedikit cerita. Hehehe

Dua foto diatas merupakan foto yang saya ambil sendiri, bermodalkan kamera pinjaman dari teman yang saya bawa dari Yogyakarta, saya sangat semangat untuk berburu objek foto atau biasa disebut dengan hunting foto disanaKamera teman saya adalah Sony A6000 dengan menggunakan lensa fix 50mm f1.8. Foto gedung Lawang Sewu saya ambil saat saya berhenti sesaat ketika lampu jalan menyala merah, karena menunggu lampu merah yang sangat lama saya memutuskan untuk mengabadikannya selagi sempat. Saya menuju Lawang Sewu sekitar pukul 10 pagi dengan suasana yang masih lumayan lenggang di tempat tersebut. Namun tentu saja, suasana Kota Semarang tidak pernah sepi lalu-lalang kendaraan, karena Semarang biasa disebut dengan kota “Metropolitan” Jawa Tengah. Kembali lagi ke fotografi, foto tersebut saya ambil dengan ISO 100, f-stop 1.8, dan exposure 1/2500. Karena hari itu sangat cerah dan berawan, jadi pengaturan di kamera yang saya gunakan lebih memanfaatkan cahaya matahari. Untuk menambah cantiknya suasana gedung tersebut, saya edit juga dengan menggunakan adobe lightroom pro cc.

Kalau teman-teman menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, teman-teman akan diarahkan menuju samping gedung Lawang Sewu untuk memarkirkan kendaraaannya. Dengan membayar sebesar 10.000 rupiah, teman-teman sudah bisa mengelilingi kawasan Lawang Sewu dengan puas. Kebetulan saat saya kesana, tidak banyak terlalu banyak dikunjungi wisatawan lokal. Sedikit peruntungan bagi saya untuk bisa fokus hunting di tempat itu, hehe. Masuk ke dalam, teman-teman tidak akan merasa kebingungan mana yang harus dilewati terlebih dahulu karena sudah diarahkan menuju satu pintu masuk tidak jauh dari loket tiket.

Bicara soal sejarah, jangan bosan-bosan untuk bisa mengenalnya lebih dekat, karena sejarah yang membawa kita hingga sekarang. Begitu pula dengan adanya Gedung Lawang Sewu ini. bangunan peninggalan Belanda yang pernah menjajah negara kita lebih kurang 350 tahun ini meninggalkan banyak sekali bekas gedung-gedung yang sebenarnya memiliki nilai sejarah yang tinggi. Seperti Gedung lawang Sewu ini, di awal pembangunannya, Lawang Sewu bukanlah Lawang Sewu, melainkan Nederlans Indische Spoorweg Maatschappijatau Kantor kereta api Belanda. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pengerjaan tahun 1907 oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Ouendang, seorag arsitek dari Amsterdam. Kalian percaya bahwa Lawang Sewu benar-benar memiliki seribu pintu? Saya sih, tidak percaya hehe. Karena kenyataannya, Lawang Sewu ini hanya memiliki 429 pintu. Kenapa pada akhirnya gedung ini dinamai Lawang Sewu? Itu karena bangunan Lawang Sewu memiliki jendela yang besar-besar dan nampak dari kejauhan terlihat seperti pintu, itulah sebabnya kemudian dinamakan Lawang Sewu.

Tidak heran jika di dalamnya terdapat miniatur-miniatur yang berhubungan dengan kereta api. Karena, pada zaman Belanda dulu, gedung ini merupakan Kantor Kereta Api. Jauh sebelum menjadi tempat wisata seperti sekarang ini, Gedung Lawang Sewu sempat mengalami beberapa fungsi. Salah satu diantaranya pernah dijadikan sebagai Kantor Militer, setelah Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang. Lebih tepatnya adalah Kantor Badan Prasarana Komando Derah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Oh iya, Lawang Sewu ini pernah dijuluki sebagai tempat paling angker se-Asia, loh! Percaya nggak? Bukannya tidak tapi, sekilas dilihat dari bangunannya saja, kesan tua dan menyeramkan sudah terpantri dalam pikiran setiap orang yang melewatinya. Terlebih, bangunan ini juga pernah menjadi ruang tahanan. Kemudian pernah kosong bangunan ini selama bertahun-tahun hingga pada akhirnya mulai tahun 2013 tempat ini dijadikan sebagai tempat wisata.

Kisah mistis dari gedung ini tidak sedikit orang yang pernah menceritakan. Salah satunya adalah stasiun TV yang menayangkan uji nyali di tempat ini. namun. Terlepas dari apapun itu yang berbau mistis dan menyeramkan, kita sebagai manusia juga tetap harus menjaga warisan dan harus tetap memeliharanya dengan sebaik mungkin. Tidak banyak sejarah yang bisa diceritakan, saya hanya akan bercerita versi singkatnya saja, hehe.

Intinya sih, sejarah itu penting, tapi kalau digabungkan dengan hobi akan jauh lebih asik dan menarik, bukan? Seperti yang saya lakukan. Menikmati bangunan dengan cara mengabadikannya sebanyak mungkin. Dengan begitu, yang kita ingat bukan hanya sejarahnya saja, tapi memori dalam bentuk gambar juga tidak akan pernah kita lupakan. Oh iya sekedar informasi saja, untuk bisa memotret di area itu, teman-teman tidak perlu membayar sepeserpun alias free jadi sayang sekali jikakalian tidak banyak mengambil foto atau biasa disebut dengan “spot” disana, apalagi jika kalian suka berfoto untuk OOTD (Outfit of The Day).

cr to Karania Salma
cr to Karania Salma

Saya melihat rombongan keluarga datang berkunjung ke Lawang Sewu, bersama dengan tour guide mereka mengabadikan dengan cara yang lumayan menarik, yaitu berada dibalik pintu-pintu yang ada di salah satu lorong Lawang Sewu. Sedikit menarik perhatian saya, jadi saya memotret bapak-bapak tersebut saat beliau sedang memotret rombongan keluarga tersebut, hehe. Ada banyak cara menikmati perjalanan, tidak hanya mengabadikannya dalam bentuk foto, sebenarnya juga bisa diabadikan dengan cara membuat video. Jadi, akan kemana lagi kita setelah ini? (:

 

© Instagram : karaniasalma

Sumber:
https://www.idntimes.com/science/discovery/lia-89/sejarah-singkat-lawang-sewu-exp-c1c2/full
https://www.hipwee.com/narasi/sejarah-di-balik-gedung-seribu-pintu/